
Ancaman Kelaparan di Sudan – Sudan telah lama menghadapi tantangan kemanusiaan yang kompleks. Konflik bersenjata, ketidakstabilan politik, dan bencana alam memperburuk situasi. Pada tahun 2024, negara ini mengalami kelaparan parah akibat perang saudara yang dimulai pada tahun 2023. Wilayah yang paling terdampak meliputi Darfur, Kordofan, dan kamp-kamp pengungsi di Chad. Lebih dari 25 juta orang menderita kekurangan pangan akut. Sebanyak 3,6 juta anak mengalami malnutrisi akut, dan 755.000 orang berada pada fase 5 IPC (ketidakamanan pangan bencana).
Peran Bantuan AS dalam Mengatasi Krisis – Ancaman Kelaparan di Sudan
Amerika Serikat telah menjadi kontributor utama dalam upaya bantuan kemanusiaan di Sudan. Pada tahun 2024, AS memberikan bantuan senilai USD 315 juta untuk Sudan dan negara penerima pengungsi, termasuk Republik Afrika Tengah, Chad, Mesir, Ethiopia, dan Sudan Selatan. Bantuan ini mencakup distribusi makanan, pembangunan rumah sakit lapangan, tempat penampungan darurat, serta perlindungan bagi perempuan yang rentan.
Dampak Pemotongan Bantuan AS
Pemotongan atau penghentian bantuan AS berdampak signifikan pada situasi kemanusiaan di Sudan:
- Peningkatan Angka Kelaparan: Berkurangnya bantuan pangan memperburuk kelaparan. Sebelumnya, bantuan internasional membantu menstabilkan pasokan makanan bagi jutaan warga.
- Kekurangan Dana untuk Program Kemanusiaan: Organisasi seperti Program Pangan Dunia (WFP) menghadapi kesenjangan pendanaan besar. Kekurangan ini menghambat penyaluran bantuan makanan ke zona konflik.
- Penutupan Kantor dan Pengurangan Operasi: Kekurangan dana memaksa WFP menutup kantornya di Afrika Selatan dan mengurangi operasi di wilayah lain. WFP berupaya memperluas bantuan ke 14 kawasan berisiko kelaparan, termasuk Darfur, Kordofan, Khartoum, dan Gezira. Namun, keterbatasan dana menghambat efektivitas respons mereka.
- Peningkatan Angka Malnutrisi: Pengurangan bantuan pangan dapat menyebabkan lonjakan angka malnutrisi, terutama di kalangan anak-anak. Tanpa intervensi yang memadai, generasi muda Sudan berisiko mengalami dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan mereka.
Reaksi dan Tanggapan Internasional
Pengurangan bantuan AS memicu reaksi dari komunitas internasional:
- Upaya Legislasi di AS: Pada Desember 2024, anggota Kongres mengusulkan legislasi untuk menjatuhkan sanksi kepada pemimpin di kedua pihak konflik Sudan. Mereka juga melarang penjualan senjata Amerika ke negara yang terlibat perang. Legislasi ini mengamanatkan Presiden AS menyusun strategi bantuan kemanusiaan dan upaya perdamaian di Sudan.
- Pengawasan Terhadap Dukungan Militer Asing: Administrasi Biden berencana memberikan penilaian kepada parlemen AS mengenai kredibilitas jaminan dari Uni Emirat Arab (UEA) bahwa mereka tidak memasok senjata ke Pasukan Pendukung Cepat (RSF) Sudan. Langkah ini menunjukkan perhatian terhadap peran aktor eksternal dalam memperburuk konflik di Sudan.
Kesimpulan
Pemotongan bantuan AS ke Sudan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah. Dengan jutaan orang dalam kondisi rentan, pengurangan bantuan ini dapat memperparah kelaparan dan malnutrisi. Respons terpadu dari komunitas internasional diperlukan untuk mengisi kekosongan pendanaan, memastikan distribusi bantuan efektif, dan mendorong solusi damai. Tanpa upaya kolaboratif, masa depan jutaan warga Sudan tetap terancam oleh kelaparan dan penderitaan.