Perbedaan Buddha Theravada dan Mahayana dalam Keagamaan

Buddha Theravada dan Mahayana

kabarsatunusantara.com – Buddhisme adalah salah satu agama terbesar di dunia, dengan pengikut yang tersebar di berbagai negara dan budaya. Dua aliran utama dalam Buddhisme adalah Theravada dan Mahayana.

Meskipun keduanya memiliki akar yang sama, ada perbedaan mendasar dalam ajaran, praktik, dan pandangan filosofis. Artikel ini akan membahas perbedaan antara Theravada dan Mahayana dalam konteks keagamaan.

Asal Usul dan Penyebaran

  • Theravada: Theravada, yang berarti “jalan para tetua,” dianggap sebagai aliran Buddhisme tertua. Aliran ini berasal dari ajaran yang diterima setelah kematian Buddha Sakyamuni. Theravada lebih dominan di negara-negara Asia Tenggara, seperti Thailand, Sri Lanka, Myanmar, dan Kamboja.
  • Mahayana: Mahayana, yang berarti “kendaraan besar,” muncul beberapa ratus tahun setelah Theravada dan lebih fleksibel dalam interpretasi ajaran Buddha. Mahayana lebih berkembang di negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea, dan Vietnam.

Pandangan tentang Buddha dan Bodhisattva

  • Theravada: Dalam tradisi Theravada, Buddha dianggap sebagai seorang guru agung yang mencapai pencerahan dan mengajarkan jalan menuju Nibbana (nirwana). Para pengikut Theravada lebih fokus pada pencapaian individu dan pencapaian Nibbana sebagai tujuan utama.
  • Mahayana: Mahayana memperkenalkan konsep Bodhisattva, yaitu individu yang telah mencapai pencerahan tetapi memilih untuk tetap di dunia untuk membantu makhluk lain mencapai pencerahan juga. Ini menciptakan rasa saling ketergantungan dan tanggung jawab sosial dalam praktik keagamaan.

Ajaran dan Praktik

  • Theravada: Ajaran Theravada lebih ketat dan cenderung mengikuti teks-teks awal, seperti Tripitaka. Praktik meditasi, disiplin moral, dan pengembangan kebijaksanaan adalah inti dari praktik Theravada. Masyarakat yang mengikuti Theravada seringkali melakukan puja, memberi dana kepada biksu, dan berpartisipasi dalam retret meditasi.
  • Mahayana: Mahayana lebih inklusif dan beragam dalam praktik. Selain meditasi, aliran ini juga mengintegrasikan berbagai ritual dan doa, termasuk puja kepada Bodhisattva. Mahayana juga memiliki teks-teks tambahan yang dianggap suci, seperti Sutra Lotus dan Sutra Hati.

Tujuan Akhir dan Konsep Nibbana

  • Theravada: Dalam Theravada, tujuan utama adalah mencapai Nibbana, yaitu kondisi bebas dari penderitaan dan siklus kelahiran kembali. Ini dicapai melalui disiplin pribadi dan pengembangan diri.
  • Mahayana: Dalam Mahayana, tujuan tidak hanya individu tetapi juga kolektif. Mencapai pencerahan adalah penting, tetapi membantu orang lain untuk mencapai pencerahan juga dianggap sama pentingnya. Ini menciptakan etika sosial yang lebih kuat dalam praktik Mahayana.

Gambaran Tuhan dan Spiritualitas

  • Theravada: Theravada lebih sekuler dalam pendekatannya. Tuhan atau entitas ilahi tidak memiliki peran sentral dalam ajaran ini; fokus utamanya adalah pada pencarian individu akan pencerahan.
  • Mahayana: Mahayana cenderung lebih teistik, dengan pengakuan terhadap berbagai Bodhisattva dan dewa-dewa yang dianggap memiliki kekuatan untuk membantu manusia dalam perjalanan spiritual mereka.
Kesimpulan

Baik Theravada maupun Mahayana menawarkan pandangan dan praktik yang unik dalam Buddhisme. Keduanya memiliki kekuatan dan keindahan tersendiri, berkontribusi pada keragaman pengalaman spiritual bagi pengikutnya.

Memahami perbedaan ini tidak hanya membantu kita mengenal lebih dalam tentang Buddhisme, tetapi juga memperkaya wawasan kita tentang berbagai pendekatan dalam mencari kebenaran dan pencerahan. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, kedua aliran ini mengajak kita untuk merenungkan peran kita dalam perjalanan spiritual dan tanggung jawab kita terhadap sesama.

Komitmen Kerja Sama Kesehatan Global hingga Oktober 2025
Berita Kesehatan

Komitmen Kerja Sama Kesehatan Global hingga Oktober 2025

Menteri Kesehatan Korea Selatan, Cho Kyoo-hong, menegaskan komitmen kuat negaranya dalam memperkuat kerja sama kesehatan global hingga Oktober 2025. Hal ini disampaikan dalam berbagai forum dan pertemuan internasional, termasuk Rapat Kelompok Kerja Kesehatan (HWG) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang berlangsung di Gyeongju, Korea Selatan, pada awal Maret 20252. Komitmen Korea Selatan dalam Kerja […]

Read More
Medical Korea 2025 Konferensi Empat Hari di COEX Seoul
Berita Kesehatan

Medical Korea 2025 Konferensi Empat Hari di COEX Seoul

Medical Korea 2025 adalah konferensi internasional tahunan yang telah menjadi ajang utama dalam bidang layanan kesehatan global dan wisata medis sejak tahun 2010. Pada tahun 2025, acara ini akan diselenggarakan selama empat hari, dari tanggal 20 hingga 23 Maret, bertempat di COEX, Seoul, Korea Selatan. Diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea (MOHW) dan diorganisir […]

Read More
Pemerintah Korea Selatan Tingkatkan Kolaborasi Pengembangan Vaksin dan Obat
Berita Kesehatan

Pemerintah Korea Selatan Tingkatkan Kolaborasi Pengembangan Vaksin dan Obat

Pemerintah Korea Selatan terus meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan vaksin dan obat COVID-19 sebagai bagian dari upaya penanggulangan pandemi yang masih berlangsung. Kerja sama ini melibatkan berbagai lembaga pemerintah, sektor swasta, dan juga kolaborasi internasional, termasuk dengan Indonesia dan negara-negara ASEAN. Kolaborasi Internasional dan Penguatan Kerja Sama Pada tahun 2021, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi […]

Read More